PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung memang asli benua Amerika. Diperkirakan ia berasal dari Meksiko. Buktinya, fosil tepung sari berumur 80.000 tahun ditemukan 6 km di bawah kota Meksiko. Semula ia rumput liar yang tumbuh terisolasi. Makanya, Arturo Warman, antrapologis dan sejarawan Meksiko, menganggap jagung sebagai bukti keberhasilan manusia membudidayakan spesies yang hampir punah (Sudarmo, 1997).
Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Disamping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan makanan/pakan yang sebagian besar untuk ternak ayam ras menunjukkan tendensi makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20%. Sebaliknya, penggunaan sebagai bahan pangan menurun (Sumoprastowo, 2000).
Produktivitas jagung di Indonesia tiap tahun cenderung meningkat karena adanya varietas-varietas unggul baru. Pada tahun pertama Pelita I hasil jagung nasional hanya 0,9 ton/hektar tetapi dalam lima tahun terakhir (1990-1994) meningkat menjadi 2,17 ton/hektar (Rukmana, 1997).
Lokasi usaha adalah salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian karena menyangkut tempat tumbuh tanaman. Tanaman jagung merupakan tanaman yang berfotosintesis C4, maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis yang tinggi. Karena suka terhadap cahaya, maka lokasi yang akan digunakan untuk usaha budidaya jagung dipilih areal yang terbuka, tidak tergenang air tetapi persediaan airnya cukup agar dapat diairi apabila diperlukan (http//:www.iptek.net, 2008).
Aspek penting lain dari sayuran hibrid adalah ekspor dari benih tersebut. Produksi benih hibrida telah menjadi sebuah kegiatan global. Banyak perusahaan benih internasional Amerika Serikat, Belanda dan Jepang kini memproduksi benih hibrid dibeberapa negara di Asia, Afrika dan Eropa bagian Selatan. Jagung biasanya ditanam 1 atau 2 minggi sebelum masuk musim gugur diberbagai daerah di Amerika Serikat. Jagung ditanam ketika temperatur tanah berada pada 600 F (Decoteau, 2000).
Agak berbeda dengan kedelai dari proses produksi sebenarnya swasembada jagung sudah dapat terpenuhi. Namun karena kontinuitas kebutuhan tidak dapat dipenuhi maka terpaksa impor walaupun pada saat tertentu juga dilakukan eksport (Thahir, 1999).
Selama tahun 1983 – 1997 luar areal panen relatif tetap yaitu sekiotar 3.0 juta hektar. Walaupun demikian produktifitas naik 3.6 % pertahun sedangkan kenaikan produksi mencapai 4.8 % pertahun. Kenaikan produktivitas jagung tersebut dimulai tahun 1989 yaitu mencapai lebih dari 20 ton/ha. Hal ini terjadi akibat mulai ditanamnya varietas hibrid oleh petani (Halfarce, 1979).
Kacang hijau merupakan salah satu bahan makanan yang dimakan rakyat Indonesia pada umumnya. Kacang hijau mudah digunakan dan dimasak. Kecambah dari kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Di Indonesia dikenal sebagai tauge. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun (http://id.wikipedia.org, 2008).
Kacang hijau dibawa masuk ke wilayah Indonesia terjadi pada awal abad ke-17 oleh pedagang China dan Portugis. Pusat penyebaran kacang hijau pada mulanya terpusat di Pulau Jawa dan Bali, tetapi pada tahun 1920-an, mulai berkembang di Sulawesi, Sumatera, Kalimantan dan Indonesia bagian Timur (Rukmana, 1997).
Produksi tahunan diperkirakan 2,5-3 juta ton sekitar 5 juta hektar areal produksi. Produksi ini kira-kira 5% dari produksi seluruh kacang bijian (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Keadaan agroekologi Indonesia amat cocok untuk pengembangan budidaya tanaman kacang hijau. Pada masa mendatang, kemungkinan penyebaran kacang hijau meluas ke semua provinsi di wilayah nusantara. Peningkatan produksi kacang hijau nasional diramalkan sebesar 7.6% per tahun dari tahun 1987 hingga tahun 2000 sehingga pada akhir abad ini produksi kacang hijau di Indonesia diharapkan mencapai 623.000 ton (Fitter dan Hay, 1991).
Kacang hijau cukup berpotensi untuk dikembangkan karena berumur pendek, tanah kering, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, mudah dibudidayakan serta harga relatif tinggi dan stabil (Wirawan dan Sri, 2002).
Penggunaan varietas unggul belum menjamin meningkatnya hasil secara optimal bila benihnya tidak bersertifikat (bermutu), keuntungan menggunakan benih kacang hijau yang bermutu adalah menghemat jumlah pemakaian benih persatuan luas area pertanaman, tingkat keasaman, serta sifat tanaman relatif seragam, dan dapat mengurangi besarnya hasil atau susut. Untuk meningkatkan produksi dan produktifitas kacang hijau dianjurkan memakai benih yang bermutu dari varietas unggul (Sutherland, 1874).
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui system tumpang sari pada tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata Strut L.) dengan Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
Hipotesa Percobaan
- Ada Pengaruh Pemberian Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Strut L.) pada sistem Tumpang sari.
- Ada Pengaruh Pemberian Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) pada sistem Tumpang sari.
Kegunaan Percobaan
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Dasar Agronomi Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt.)
Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminae
Family : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays Saccharata Strut.
Akar tanaman jagung berakar serabut, menyebar ke samping dan ke bawah sepanjang 25 cm. Bentuk sistem perakarannya sangat bervariasi. Akar yang terbentuk pada awal perkecambahan ini bersifat sementara bahkan ada yang menggunakan istilah akar temporer, akar ini berfungsi untuk mempertahankan tegaknya tanaman. Pada saat tanaman berumur 6 sampai 10 hari akar sebenarnya mulai tumbuh kurang lebih 2,5 cm dari permukaan tanah. Akar adventif merupakan bentuk akar lain yang tumbuh dari pangkal batang diatas permukaan tanah kemudian menembus dan masuk ke dalam tanah (Gardner dkk., 1991).
Batang jagung tidak berlubang, tidak seperti batang padi, tetapi padat dan terisi oleh berkas-berkas pembuluh sehingga makin memperkuat tegaknya tanaman. Batang jagung beruas, dan pada bagian pangkal batang jagung beruas pendek dengan jumlah ruas berkisar antara 8-21 (Follet, 1985).
Tinggi tanaman jagung berkisar antara 90-150 cm. Batang jagung berwarna hijau kekuning-kuningan batang berbuku-buku dan dibatasi oleh ruas-ruas yang jumlahnya antara 10-40 ruas. Ruas bagian atas berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk agak bulat pipih (Nurmala, 1997).
Daun terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun memanjang dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun dan helaian daun dibatasi oleh Spicula yang berguna untuk menghalangi masuknya air hujan/embun ke dalam pelepah daun (Makmur, 2003).
Tanaman jagung berumah satu (monoceous), yaitu bunga jantan terbentuk pada ujung batang dan bunga betina terletak dibagian tengah batang pada salah satu ketiak daun. Tanaman jagung bersifat protandry, yaitu bunga jantan matang lebih dahulu 1-2 hari daripada bunga betina. Letak bunga jantan dan bunga betina terpisah, sehingga penyerbukan tanaman jagung bersifat menyerbuk silang (Cross pollination) (Rukmana, 2003).
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung terletak pada tongkol (janggel) yang tersusun memanjang. Pada tongkol/janggel tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat, sedangkan pada buah jagung terdapat rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari pembungkus (kelobot) (George, 1985).
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
Menurut Rukmana (1997), kedudukan tanaman kacang hijau dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Leguminoles
Family : Leguminoceae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Makin banyak nodula akar, makin tinggi kandungan nitrogen (N) sehingga menyuburkan tanah (Rukmana, 1997).
Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelat-cokelatan atau kemerah-merahan, tumbuh tegak mencapai ketinggian 30 cm – 110 cm dan bercabang menyebar ke semua arah (Halfrace, 1979).
Daun tanaman kacang hijau termasuk trifoliate (dalam 1 tangkai terdapat 3 helaian daun), letaknya berselingan, berbentuk bulat telur, berwarna hijau muda sampai hijau tua (Fahruddin, 2007).
Daun tumbuh majemuk, tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan unjung lancip dan berwarna hijau (Rukmana, 1997).
Bunga membuah sendiri, menghasilkan polong sepanjang 5 – 10 cm dan diameter 0,5 cm yang matang 20 hari setelah berbunga. Polong mengandung 10 biji berwarna hijau kekuningan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Buah berpolong, panjangnya antara 6 – 15 cm. Tiap polong terisi 6 – 16 butir biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot tiap butir 0,5 mg – 0,8 mg, atau berat per seribu butir antara 36 g – 78 g berwarna hijau atau hijau mengkilat (Herklots, 1972).
Syarat Tumbuh
Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt.)
Iklim
Penanaman jagung di dunia tersebar luas terhadap lingkungan tumbuh di daerah subtropik ataupun tropik. Secara umum, tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi 1300 m dpl, kisaran suhu antara 130 C-380 C dan mendapat sinar matahari penuh. Di indonesia tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum di dataran rendah sampai ketinggian 750 m dpl (Guslim, 2007).
Tanaman jagung sebaiknya mendapat cahaya matahari yang langsung. Pada waktu tanaman mulai tua, terutama menuju masuknya biji dibutuhkan keadaan yang panas dan intensitas sinar matahari yang cukup. Pada waktu perkecambahan, suhu optimal tanaman jagung adalah 300-320 C. Apabila tanah cukup lembab dan suhu berada di ats 210 C, maka tanaman akan muncul dipermukaan tanah 5-6 hari setelah tanam (Ginting, 1995).
Jagung manis tidak beradaptasi dengan baik pada kondisi tropika basah. Hampir selalu ditanam langsung. Benih ditanam dengan kedalaman 3 – 5 cm. Perkecambahan benih optimum terjadi pada suhu antara 210 dan 270 C dan berlangsung sangat lambat atau gagal berkecambah pada suhu tanam lebih rendah dari 100 C. Setelah berkecambah tanaman dapat berlangsung pada suhu antara 210 - 300 C (Rubatzky, 1998).
Tanah
Tanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah asalkan tanah tersebut subur, gambut, kaya akan bahan organik dan drainase maupun aerase baik. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman jagung antara 5,5-6,5, tetapi yang paling baik adalah 6,8 (Makmur, 2003).
Jagung manis umumnya dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, namun tanah liat lebih disukai karena mampu menahan lengas yang tinggi, tanaman ini peka terhadap tanah yang bersifat asam. Dalam kisaran Ph antara 6,0 sampai 6,8 dan toleran terhadap kondisi basah. Tanaman jagung manis memerlukan kelengasan yang tinggi berkisar antara 600 sampai dengan 700 mm (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Macam tanah yang dapat ditanami jagung antara lain tanah andosol. Tanah ini berasal dari gunung berapi, maka disebut pula tanah gunung, warna kehitaman hingga kelabu. Warna hitam pada tanah pegunungan disebabkan oleh kandungan bahan organik yang cukup tinggi atau yang disebut humus (Sutherland, 1874).
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
Iklim
Curah hujan optimal 50 – 200 mm per bulan. Temperatur 25º - 27º C dengan kelembaban udara 50 – 80 % dan cukup mendapat sinar matahari (http://sinartani.com, 2007).
Kacang hijau dapat tumbuh di daerah iklim sedang dan hangat dan di daerah subtropik, serta pada ketinggian di bawah 2000 m dapat di daerah tropik. Tanaman ini rentan terhadap genangan, sebaliknya tahan terhadap kekeringan, dengan cara mempersingkat periode antara pembungaan dan pematangan (Somaatmadja, 1993).
Tanaman kacang hijau dapat beradaptasi luas di berbagai daerah yang beriklim panas (tropik). Di Indonesia, kacang hijau dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Di daerah berketinggian 759 m dpl, kacang hijau masih tumbuh baik, tetapi hasilnya cenderung rendah (Rukmana, 1997).
Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata daerah dengan curah hujan rendah. Di daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman kacang hijau banyak mengalami hambatan (Splittstoesser, 1984).
Tanah
Tekstur tanah yang cocok untuk pertumbuhan kacang hijau adalah tekstur liat berlempung yang banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. Struktur tanah gembur, memiliki pH sekitar 5,8 – 7,0. Tetapi pH yang paling optimal adalah pH 6,7 (http://sinartani.com, 2007).
Kacang hijau akan tumbuh subur pada tanah liat atau tanah liat berpasir yang cukup kering dengan pH 5,5 – 7,0. Kacang hijau akan segera berbintil akarnya jika dinokulasi oleh galur Rhizobium yang berasal dari kelompok inokulasi silang kacang tunggal (Gardner dkk., 1991).
Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan kacang hijau adalah tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), aerasi dan drainasenya baik, serta mempunyai kisaran Ph 5.8 – 6.5. Untuk tanah yang ber-pH lebih rendah daripada 5.8 perlu dilakukan pengapuran. Fungsi pengapuran adalah untuk meningkatkan nitrogen sebagai ion ammonium dan nitrat agar tersedia bagi tanaman, membantu memperbaiki kegemburan, serta meningkatkan pH tanah mendekati pH netral (Rukmana, 1997).
Jenis tanah yang dikehendaki tanaman kacang hijau yaitu liat berlempung atau tanah berlempung yang banyak mengandung bahan organic, seperti tanah podsolik merah kuning dan latosol. Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan lokasi kebun kacang hijau adalah tanahnya subur – gembur (Sutarno 1985).
Pupuk NPK
Kalau dilihat dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, dari ke 13 unsur tersebut hanya enam unsur saja yang diambil tanaman dalam jumlah yang banyak. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak adalah unsur mikro, ke 6 unsur tersebut adalah N, P, K, S, Ca dan Mg. Ke tiga unsur tersebut mutlak harus ada dalam jumlah yang banyak adalah N, P dan K. Adapun Fungsi dari ketiga unsur tersebut adalah :
a. Nitrogen (N)
Peranan utama dalam tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu juga dalam pembentukan hijau daun yang berguna untuk proses fotosintesis, fungsi lain adalah untuk proses pembentukan protein dan persenyawaan lainnya.
b. Fospor (P)
Berperan untuk merangsang pertumbuhan akar, sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu membantu asimilasi dan pernapasan, serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah.
c. Kalium (K)
Berperan dalam pembentukan protein dan karbohidrat. Memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak gugur, juga sebagai sumber kekuatan bagi tanaman untuk menghadapi kekeringan dan penyakit (Thompson, 1957).
Selain menyediakan unsur hara, pemupukan juga membantu mencegah unsur yang cepat hilang seperti N, P dan K yang mudah hilang dengan penguapan atau oleh air perlokasi, bahan organik dalam pupuk dapat mengikat unsur-unsur hara yang mudah hilang dan menyediakan bagi tanaman (Novizan, 2003).
Jika kekurangan nitrogen (N) tanaman tumbuh lambat dan kerdil, daun berwarna hijau tua. Sementara itu daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Sedangkan jika kekurangan pospor (P) tanaman akan lambat dan kerdil, perkembangan akar lambat, pematangan buah terhambat, perkembangan dan bentuk warna buah buruk dan biji berkembang tidak normal. Jika kekurangan pupuk kalium (K) tanaman menunjukan gejala daun terlihat lebih tua, batang dan cabang lemah dan mudah rebah, muncul warna kuning di ujung dan di pinggir daun, daun mengerut dimulai dari tua, kematangan buah terhambat dan biji buah menjadi kusut (Novizan, 2003).
Kelebihan N menyebabkan bertambahnya masa vegetatif dari tumbuhan. Ini dapat memperbesar kerugian karena penyakit-penyakit menular, karena masa rentan pun akan lebih panjang selain itu kelebihan N menyebabkan pertumbuhan sukulentis. Sehingga parasit dapat berkembang lebih baik didalamnya perpanjangan masa tumbuh ada kalanya menyebabkan tumbuhan dapat membentuk hasil-hasil tambahan sehingga dapat mengimbangi kerugian karena penyakit. Kekurangan P akan memperpanjang masa vegetatif juga, tetapi umumnya pengaruh kekurangan P penyakit tumbuh tidak jelas sementara itu, unsur K memacu perkembangan jaringan mekanisme yang kuat menjadi berlawanan dengan unsur N, P, dan K sering dapat mengurangi hebatnya penyakit yang dibantu oleh kelebihan N (Semangun, 1996).
Tumpang Sari
Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman yang lain family secara serempak. Keuntungan tumpang sari yaitu:
· Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
· Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
· Adanya pengolahan tanah yang minimal
· Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
· Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang satu lagi (Thahir, 1999).
Penurunan hasil kacang hijau pada tumpang sari jagung beragam dengan kisaran antara 1 – 44%. Upaya yang dilakukan untuk mengisi peluang adalah dengan mengembangkan dan merakit suatu genotipe unggul kacang hijau toleran penaungan dapat memperkecil kehilangan hasil kacang hijau pada system tumpang sari (Sudarmo, 1997).
Pengaturan sifat-sifat perakaran sangat perlu untuk menghindarkan persaingan unsur hara dan air yang berasal dari dalam tanah. Sistem perakaran dapat ditumpangsarikan dengan tanaman yang berakar dangkal. Tanaman monokotil yang pada umumnya mempunyai akar tunggang. Dalam pengaturan tumpang sari tanaman monokotil dengan tanaman dikotil dapat dilakukan. Kalau dipandang dari sifat perakarannya, harus diingat bahwa tanaman selalu mengadakan kompetisi baik di atas tanah (suhu, sinar) maupun di bawah tanah (hara dan air) (Jumin, 1994).
Tumpang sari mengkombinasikan bermacam tanaman dalam satu lahan.
- Tanaman legum, pohon buah - buah kecil, padi - padian dan tanaman sayuran.
- Jagung dan kacang - kacangan , jagung akan menaungi kacang - kacangan dan kacang akan memberi nitrogen bagi jagung
(http//:toumoutou.net, 2008).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilakukan setiap hari Sabtu dari bulan Agustus sampai Desember 2008 di lahan pertanian Dasar Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl.
Bahan dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih jagung manis dan benih kacang hijau sebagai komoditi yang diamati, air untuk menyiram tanaman, pupuk NPK sebagai perlakuan.
Adapun alat-alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengolah dan membersihkan lahan, menggemburkan lahan, membuat parit (aliran draenase) memberantas gulma dan sisa-sisa tanaman lainnya, gembor untuk menyiram tanaman, pacak untuk pembatas lahan, tali untuk memberi tanda batas lahan, kalkulator untuk menhitung data, plastik sebagai wadah benih, pupuk, dan hasil panen, serta meteran untuk mengukur lahan dan mengukur tinggi tanaman, buku data dan alat tulis untuk mengambil data dan timbangan untuk menimbang berat produksi.
Metode Percobaan
Model linier yang digunakan:
Yij = µ + ai + bj + Sij
Dimana:
Yij : hasil pengamatan pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pemberian NPK pada galat ke-j
µ : nilai tengah
ai : pengaruh blok ke-i
bj : pengaruh perlakuan aplikasi NPK pada taraf ke-j
Sij : pengaruh galat percobaan pada blok ke-i yang mendapat pemberian pupuk NPK pada taraf ke-j
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Lahan percobaan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman dengan menggunakan cangkul, babat, dan alat pembersih gulma lainnya sampai lahan benar-benar bersih, kemudian gulma dibakar.
Pengolahan Tanah
Tanah yang telah bebas Gulma diolah dengan menggemburkannya menggunakan cangkul sedalam ± 25 cm.
Pembuatan Plot
Setelah diolah, kegiatan selanjutnya adalah pembuatan plot-plot percobaan sesuai dengan ukuran plot yang telah ditentukan yaitu 4m x 4m dan setiap pinggir plot dibuat parit keliling sebagai drainase dengan luas parit dalam 50cm x 30 cm dan parit luar 75 cm x 50 cm.
Pemupukan Kompos
Sebelum ditanami, lahan yang telah ditentukan diberi pupuk kompos guna meningkatkan kesuburan tanah. Dan menambah bahan organik dalam tanah. Pupuk kompos yang diberikan harus merata kesuluruh permukaan lahan.
Penanaman Benih
Sebelum benih ditanam benih terlebih dahulu ditentukan jarak tanam dilapangan yaitu dengan jarak tanam jagung 50cm x 80cm, dan jarak tanam kacang hijau 50cm x 80cm sehingga dapat diketahui kebutuhan benih. Benih jagung yang ditanam pada setiap lubang tanam sebanyak 2 benih, sedangkan kacang hijau sebanyak 3 benih per lubang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya benih yang tidak tumbuh.
Pemupukan NPK
Aplikasi pupuk NPK dibenamkan di sekitar tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman. Sebelum diaplikasikan, pupuk dikalibrasikan terlebih dahulu.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor sampai kapasitas lapang atau disesuaikan dengan curah hujan yang ada.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan satu minggu sekali, dengan mencabuti gulma yang tumbuh di sekitar lahan. Gulma dicabut dengan menggunakan cangkul dan tangan.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan mengurangi jumlah tanaman yang tumbuh lebih dari satu tanaman dalam setiap plot, guna mengurangi persaingan diantara tanaman tersebut.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan fugisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g/liter air dan insektisida kanon 400 EC 2 cc/liter air. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan
Panen
Tanaman jagung dapat dipanen setelah tanaman jagung berumur ± 100 hari dan menunjukkan ciri-ciri panen yaitu kelobot berwarna kuning kecoklatan dan telah mengkilat, buah yang cukup besar dan cocok untuk di panen. Buah yang siap untuk di panen biasanya rasanya sudah manis dan enak dimakan tanpa melalui pemasakan terlebih dahulu.
Pemanenan dilakukan dengan memetik buah dengan menggunakan tangan ataupun dengan gunting. Buah yang dipetik dapat langsung di timbang dengan menggunakan timbangan untuk mengetahui bobot buah yang di panen.
Kacang hijau dapat dipanen setelah berumur 48 hari. Buah yang dipanen adalah buah yang kulit buahnya berwarna hitam ataupun berwarna coklat. Buah yang baik untuk dipanen adalah buah yang agak keras dan sudah berwarna hijau.
PARAMETER YANG DIAMATI
.
Jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt.)
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ujung bunga jantan. Pengukuran dilakukan setiap minggu sampai muncul malai.
Jumlah Daun Pertanaman (helai)
Jumlah daun dihitung pada daun yang telah membuka sempurna. Perhitungan dilakukan setiap minggu sampai tanaman telah memasuki stadia berbunga.
Produksi Persampel (g)
Perhitungan produksi per sampel dihitung dengan menimbang berat produksi tanaman sampel dan dirata-ratakan beratnya dalam setiap plot.
Produksi Perplot
Perhitungan produksi per plot dilakukan dengan menghitung berat setiap plot dan dirata ratakan berat tongkol jagungnya tiap tiap plot.
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
Tinggi Tanaman ( cm )
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ujung bunga jantan. Pengukuran dilakukan setiap minggu sampai muncul malai.
Jumlah Daun Pertanaman (helai)
Jumlah Daun dihitung pada daun yang telah membuka sempurna. Perhitungan dilakukan setiap minggu sampai tanaman berbuah.
Produksi per Plot (gr)
Perhitungan produksi per plot dilakukan dengan menghitung berat setiap plot dan dirata ratakan berat seluruh kacang hijau yang telah dikupas dari kulit nya tiap tiap plot.
Berat Per Sampel (gr)
Perhitungan dilakukan setelah tanaman Kacang hijau di panen dan yang dihitung beratnya hanya berat sampel, dihitung keseluruhannya dan dirata-ratakan
berat biji kacang hijaunya.
Berat 100 Biji (gr)
Dengan mengambil seluruh produksi kacang hijau yang telah dipanen, lalu di pisahkan setiap 100 biji kacang hijau lalu ditimbang dan diambil rata ratanya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Jagung manis (Zea mays saccharata Strut.)
Tinggi Tanaman ( cm )
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata tinggi tanaman jagung pada pengamatan minggu terakhir (minggu ke-5) dengan perlakuan pupuk NPK adalah 263,4444 cm. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Pada minggu terakhir pengamatan, pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 2.
Tabel 1. Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Tinggi Tanaman jagung (cm)
Jumlah Daun Pertanaman (helai)
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata jumlah daun tanaman jagung pada pengamatan minggu terakhir (minggu ke-5) dengan perlakuan pupuk NPK adalah12,66667 helai. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2. Pada minggu teakhir pengamatan, perlakuan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 2. Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Jumlah Daun jagung (helai)
Produksi Per Sampel (gr)
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata produksi per sampelpada pengamatan minggu terakhir (minggu ke-5) dengan perlakuan pupuk NPK adalah 180,3333 gr. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4. Pada minggu terakhir pengamatan, pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap produksi per sampel. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 6.
Tabel 3. Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Produksi jagung Per Sampel (gr)
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
Tinggi Tanaman (cm)
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata tinggi tanaman kacang hijau pada pengamatan minggu terakhir (minggu ke-4) dengan perlakuan pupuk NPK adalah 30.8 cm. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4. Pada minggu terakhir pengamatan, pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7.
Tabel 4. Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Tinggi Tanaman kacang hijau (cm)
Jumlah Daun Pertanaman (helai)
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau pada pengamatan minggu terakhir (minggu ke-4) dengan perlakuan pupuk NPK adalah 10,98889 helai. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5. Pada minggu terakhir pengamatan, perlakuan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 10.
Tabel 5. Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Jumlah Daun kacang hijau (helai)
Produksi Per Plot (gr)
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata produksi kacang hijau per plot pada pengamatan minggu terakhir (minggu ke-4) dengan perlakuan pupuk NPK adalah 1941.111 gr. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6. Pada minggu terakhir pengamatan, pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap produksi per sampel. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 16.
Tabel 6. Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Produksi kacang hijau Per Plot (gr)
Produksi Per Sampel (gr)
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata produksi kacang hijau per plot pada pengamatan minggu terakhir (minggu ke-4) dengan perlakuan pupuk NPK adalah 1941.111 gr. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7. Pada minggu terakhir pengamatan, pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap produksi per sampel. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 14.
Tabel 7. Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Produksi kacang hijau Per Sampel (gr)
Berat 100 Biji (gr)
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata berat 100 biji kacang hijau pada pengamatan minggu terakhir (minggu ke-4) dengan perlakuan pupuk NPK adalah 25 gr. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8. Pada minggu terakhir pengamatan, pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap produksi per sampel. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 12.
Tabel 8. Pengaruh Pupuk NPK Terhadap berat 100 biji kacang hijau (gr)
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata tinggi tanaman yang diperoleh dari minggu terakhir pengamatan adalah 263,4444 cm. Dan perlakuan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini dikarenakan, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar dalam proses pertumbuhan, khusus pembentukan tunas dan perkembangan batang dan daun. Hal ini sesuai dengan literatur Novizan (2002) yang menyatakan bahwa nitrogen juga dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat dan enzim. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Tanpa suplai nitrogen yang cukup, pertumbuhan tanaman baik tidak akan terjadi.
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata jumlah daun pada minggu terakhir pengamatan adalah 12,66667 helai. Dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun. Hal ini disebabkan bahwa tanaman kekurangan unsur hara, sehingga tanaman tidak dapat memenuhi siklus hidupnya. Disamping itu, umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu. Hal ini sesuai dengan literaturr Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan hara tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti berhenti sama sekali. Di samping itu, umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata produksi per sampel pada pengamatan minggu terakhir adalah 180,3333 g. Dan pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap produksi per sampel. Hal ini disebabkan kalium berperan dalam efisiensi penggunaan air, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif. Hal ini sesuai dengan literatur Novizan (2005) yang menyatakan bahwa kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Tanah mengandung 400-560 kg kalium untuk setiap 93 m2. Kalium berperan dalam efisiensi penggunaan air, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperbaiki ukuran dan kualitas buah, memperluas pertumbuhan akar.
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata tinggi tanaman kacang hijau yang diperoleh dari minggu terakhir pengamatan adalah 30,8 cm. Dan perlakuan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini disebabkan nitrogen yang ada dalam pupuk NPK sangat dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan tanaman kacang hijau. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rukmana (1997) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan Nitrogen dalam tanah maka tanah akan semakin subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata jumlah daun kacang hijau yang di peroleh dari menggu terakhir 10, 98889 helai. Dan perlakuan dengan menggunakan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang hijau. Ini berpengaruh karena nitrogen sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan akar, daun, dan batang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thompson (1957), yang menyatakan bahwa peranan utama dalam tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu juga dalam pembentukan hijau daun yang berguna untuk proses fotosintesis, fungsi lain adalah untuk proses pembentukan protein dan persenyawaan lainnya.
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa jumlah rata-rata produksi perplot 1941,111 g. Dan perlakuan dengan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap produksi perplot kacang hijau. Hal ini disebabkan kalium berperan dalam efisiensi penggunaan air, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif. Hal ini sesuai dengan literatur Rukmana (1997), yang menyatakan bahwa Buah berpolong panjang antara 6 cm sampai dengan 15 cm. Tiap polong berisi 6 sampai 16 butir, berat tiap butir 0,5 mg sampai dengan 0,8 mg atau berat per 100 butir 36 g sampai dengan 78 g, berwarna hijau –sampai hijau mengkilat.
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa jumlah rata-rata produksi persampel 75,11111 g. Dan perlakuan dengan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap produksi perplot kacang hijau. Hal ini disebabkan oleh kandungan Kalium dalam pupuk NPK merangsang pertumbuhan buah dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thompson (1957), yang menyatakan bahwa Berperan dalam pembentukan protein dan karbohidrat. Memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak gugur, juga sebagai sumber kekuatan bagi tanaman untuk menghadapi kekeringan dan penyakit.
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa jumlah rata-rata bobot 100 biji kacang hijau 25 g. Dan perlakuan dengan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap produksi perplot kacang hijau. Kalium yang berasal dari pupuk NPK sangat menentukan kualitas dan kuantitas buah sehingga mempengaruhi bobot kacang hijau. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thompson (1957), yang menyatakan bahwa kalium berperan dalam pembentukan protein dan karbohidrat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata tinggi tanaman jagung manis pada minggu terakhir pengamatan adalah 263,444 cm.
2. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata jumlah daun tanaman jagung manis pada minggu terakhir pengamatan adalah 12,66667 helai
3. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata produksi per sampel tanaman jangung manis pada minggu terakhir pengamatan 180,3333 gr.
4. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata tinggi tanaman kacang hijau pada minggu terakhir pengamatan adalah 30,8 cm.
5. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau pada minggu terakhir pengamatan adalah 10,98889 helai.
6. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata produksi perplot tanaman kacang hijau pada minggu terakhir pengamatan adalah 1941,111 cm.
7. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata produksi per sampel tanaman kacang hijau pada minggu terakhir pengamatan 75,11111 gr.
8. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa rata-rata bobot 100 biji tanaman kacang hijau pada minggu terakhir pengamatan 25 g.
9. Pengaplikasian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), produksi per sampel (gr).produksi perplot (g),dan berat 100 biji (g).
Saran
Diharapkan untuk percobaan berikutnya sebaiknya digunakan jenis pupuk yang lain agar diperoleh hasil yang lain pula, dan diharapkan praktikan memperhatikan perawatan dan pemeliharan tanaman. Sebab perawatan dan pemeliharan tanaman sangat menemtukan produksi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Decoteau, 2000. Handbook of Tropical and Subtropical Horticulture, New York.
Fahruddin, R., 2007. Budidaya Kacang-Kacangan. Kanisius, Jakarta.
Fitter, A.H dan R.K.M. Hay, 1991. Fisiologi Ligkungan Tanaman. Diterjemahkan
oleh Sri Andani dan Purbayanti. UGM-Press, Yogyakarta.
Follet, 1985. Sweet Corn’s Production. John Willey and Sons, New York.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Diterjemahkan oleh H.Susilo. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
George, R. A. T., 1985. Vegetable Seed Production. University of Bath. Longmans, London and New York.
Ginting, H. 1995. Budidaya Jagung. Bina Aksara, Jakarta.
Guslim, 2007. Agroklimatologi. USU-Press, Medan.
Halfarce, 1979. Horticulture. Mc Grow Hill Book Company Inc., New York.
Herklots, 1972. Vegetables in South East Asia. George Allen Unatacted : London
http://id.wikipedia.org/wiki/2008/kacang-hijau/Diakses tanggal 19 Agustus 2008
http://sinartani.com/2007/Kacang Hijau Alternatif Menguntungkan di
Tanam di Lahan Kering/diakses tanggal 19 Agustus 2008
http://toumoutou.net/Tumpang Sari/diakses tanggal 23 Desember 2008
http://www.iptek.net/2008/Jagung manis/diakses tanggal 19 November 2008
Jumin, H. B. 1994. Dasar-dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Makmur, A., 2003. Pemuliaan Tanaman bagi Lingkungan Spesifik. IPB Press, Bogor.
Novizan, A. 2003. Pemupukan Tanaman. Kanisius, Jakarta.
Nurmala, 1997. Jagung dan Pembudidayaannya. Bina Aksara, Jakarta.
Rubatzky, V. E. dan Mas Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia. ITB Press, Bandung.
Rukmana, R., 1997. Kacang Hijau Budidaya dan Pascapanen. Kanisius, Jakarta.
Sastrodinoto, 1973. Biologi Umum. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. FP UGM, Yogyakarta.
Somaatmadja, S. 1993. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara I. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Splittstoesser, W. 1984. Vegetable Growing Handbook. Mc Grow Hill Company,
New York.
Sudarmo, R. M. 1997. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija. Kanisius, Jakarta.
Sumaprostowo, R. W. 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur, Buah-buahan dan Bahan Makanan. Bumi Aksara, Jakarta.
Sutarno, H. 1985. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. UGM Press, Yogyakarta.
Sutherland, J. A. 1874. an Introduction to Tropical Agriculture. Angus and Robertson, New York.
Thahir, 1999. Tumpang Gilir. PCU Yasaguna, Jakarta.
Thompson, 1957. Modern Home Gardening. Jhon Willey and Sons, New York.
Wirawan, B. dan Sri Wahyuni, 2002. Prooduksi Benih. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar